PON RIAU 2012
Menjelang upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON)
XVIII yang bakal digelar Selasa (11/9/2012), pihak berwenang di Provinsi
Riau semakin sibuk menyambut kedatangan para delegasi provinsi peserta
event olahraga empat tahunan ini.
Seluruh provinsi di tanah air, Sejak bergulir Tahun
1948 di Solo, “nafas” pelaksanaan PON adalah solidaritas, persatuan dan
kesatuan bangsa. PON juga adalah ajang olahraga tertinggi dan paling
bergengsi di tanah air. Untuk bisa tampil di PON juga harus punya
banyak tahapan seleksi. Mulai dari tingkat Porkot/Porkab, berlanjut ke
Porda atau Kejurda, terus Kejurnas yang biasanya dijadikan sebagai babak
kualifikasi. Dengan kata lain, atlet yang tampil di PON adalah duta
olahraga terbaik dari tiap provinsi. Tak heran jika harapan terhadap
personel kontingen, khususnya atlet cukup besar.
Posisi atlet sangat strategis untuk mengharumkan nama daerahnya. Hal
inilah yang mesti disadari setiap atlet. Jika ia menyadari akan besarnya
harapan masyarakat serta perannya untuk mengharumkan nama daerah, tentu
akan lahir tekad kuat, tak kenal menyerah dengan menjunjung tinggi
sportifitas. Di sisi lain, suasana tim harus tetap terjaga. Artinya,
kekompakan seluruh personel kontingen mesti tetap terjalin utuh. Seluruh
personel mesti menyadari, keberhasilan atlet merupakan sukses semua
elemen, demikian juga sebaliknya. Ditambah dengan dukungan masyarakat,
pemecahan jumlah medali bisa terwujud. Dan satu hal penting yang ingin
dipetik dari pelaksanaan PON Riau ini, adalah menimbulkan semangat lebih
besar bagi seluruh Rakyat Riau.
PON atau Pekan Olahraga Nasional adalah event pesta olahraga nasional
yng diadakan setiap empat tahun sekali dan dikuti oleh seluruh Provinsi
yang ada di Indonesia. Maksud dan tujuan penyelenggaraan PON I adalah
untuk menunjukkan kepada dunia luar Sejak sampai saat ini, PON telah
dilaksanakan sebanyak 17 kali. PON I di Solo, Jateng tahun 1948 dan
terakhir, ke-17, berlangsung di Surabaya tahun 2008. Untuk tahun 2012
yang ke 18 dilaksanakan di Pekan Baru, Riau.
PON pertama dilaksanakan di kota Solo pada tanggal 8 – 12 September
1948 dijadikan sebagai sarana pemersatu bangsa melalui kegiatan
olahraga. Sebagai sarana pemersatu bangsa yang merupakan salah satu
tujuan pokok penyelenggaraan PON tersebut harus tetap dipertahankan dan
ditingkatkan kualitasnya dalam rangka lebih meningkatkan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejalan dengan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, tujuan
penyelenggaraan PON juga diharapkan untuk dapat menjaring bibit atlet
potensial, yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan menuju prestasi yang
lebih tinggi.Dengan penyelenggaraan PON secara bergilir, akan tercipta
dan terbentuk pemerataan pembangunan khususnya pembangunan sarana dan
prasarana keolahragaan, serta sektor lain yang pada gilirannya dapat
mendorong percepatan peningkatan dan pengembangan prestasi olahraga
nasional dan sekaligus memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa.
Di Harian Kompas Selasa, 4 September 2012 PON Riau diberitakan,
pemain yang tampil dibatasi usianya, maksimal 25 tahun, sehingga para
juara lebih terbuka untuk pemain-pemain muda. Pembatasan usia ini baru
pertama dilakukan. Pada PON sebelumnya di Kalimantan Timur, batasan usia
belum diterapkan. Akibatnya, peserta didominasi pemain-pemain senior.
Bahkan, pemain yang sudah menjadi pelatih pun masih bisa tampil, seperti
Reony Mainaky, pelatih Jepang yang membela kontingen Banten. Mantan
pemain nasional Rosiana Tendean mengatakan, ajang PON semestinya lebih
diberikan kepada pemain-pemain nonpelatnas. Ini untuk pembinaan
pemain-pemain muda yang berada di klub. ”Jika atlet pelatnas tetap harus
main, ya mestinya buat pemain muda saja. Adanya pembatasan usia
maksimal 25 tahun merupakan langkah yang baik,” kata Rosiana.
Terpanggil atas peran, fungsi serta dampak positif penyelenggaraan
PON dalam memajukan dan mengembangkan potensi daerah, KONI Provinsi Riau
bersama Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah mengajukan usulan sebagai
calon tuan rumah penyelenggaraan PON XVIII Tahun 2012. Sebagai
penyelenggara, Provinsi Riau berupaya melakukan modernisasi pelaksanaan
yang menyangkut venus, administrasi pelayanan dengan menggunakan
Teknologi Informasi (IT). Modernisasi penyelenggaraan PON juga
diharapkan untuk membudayakan perilaku hidup tertib dan menjaga
kebersihan serta keamanan yang tercermin dalam konsep Green PON XVIII
Tahun 2012 Provinsi Riau. Green PON menyajikan program penghijauan,
keindahan kota, menciptakan suasana asri dan nyaman di halaman dan
lingkungan venus, hotel serta menambah kantong paru-paru kota.
PON Menarik Minat Wisatawan
PON merupakan salah satu bentuk dari branding daerah, dimana pesta
olahraga akbar ini dapat dipergunakan sebagai keuntungan strategis yang
berlipat ganda bagi daerah tuan rumah dalam memajukan prestasi olahraga
dan menarik minat para wisatawan. Kunjungan puluhan ribu orang ke daerah
tersebut berkaitan dengan PON diyakini akan mendorong peredaran uang
dan beragam aspek pariwisata. Kondisi demikian diharapkan mempercepat
pertumbuhan ekonomi rakyat.
Untuk mencapai hal itu diperlukan promosi yang bertahun-tahun
lamanya, tidak hanya pada tahun penyelenggaraan PON berlangsung, tapi
jauh sebelum itu. Disinilah perlu identitas merek yang kuat, yaitu merek
yang dapat mewakili daerah penyelenggara pesta olahraga akbar tersebut.
Membangun identitas merek sangat penting, dalam artian merek yang
dibangun benar-benar tertanam dibenak masyarakat, mengingat PON
merupakan ajang olahraga nasional yang perlu penanganan merek secara
luas dan kompleks, seperti penggunaan simbol-simbol komunikasi visual
yang universal namun tidak kehilangan ciri khas lokal daerah tuan rumah
penyelenggara pesta olahraga ini. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar